Author: | Muhammad Sakura | ISBN: | 9781524250294 |
Publisher: | PublishDrive | Publication: | March 2, 2016 |
Imprint: | PublishDrive | Language: | Indonesian |
Author: | Muhammad Sakura |
ISBN: | 9781524250294 |
Publisher: | PublishDrive |
Publication: | March 2, 2016 |
Imprint: | PublishDrive |
Language: | Indonesian |
Dalam menjalani kehidupan ini, kita pasti pernah berbuat salah dan dosa. Hal demikian adalah manusiawi. Sebab, bukankah Rasulullah SAW berkata, "Setiap anak cucu Adam memiliki dosa, dan sebaik-baik pendosa adalah dia yang bertobat." (HR Ibnu Majah). Mengapa demikian? Sebab, manusia diciptakan dalam keadaan lemah. (QS An-nisa: 28).
Manusia yang lemah itu diberikan jalan tobat sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada kita. Suatu hari, Umar bin Khattab RA datang menghadap Rasulullah saw dengan membawa beberapa orang tawanan.
Di antara tawanan itu terlihat seorang wanita sedang mencari-cari anaknya, lalu jika ia mendapatkan seorang bayi di antara tawanan langsung mengambil bayi itu, mendekapkannya ke perut untuk disusui.
Rasulullah saw berkata kepada kami, "Bagaimana pendapat kamu sekalian, apakah wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api?" Kami menjawab, "Tidak, demi Allah, sedangkan dia mampu untuk tidak melemparnya." Rasulullah saw bersabda, "Sungguh Allah lebih mengasihi hamba-Nya daripada wanita ini terhadap anaknya." (HR Muslim).
Karena sedemikian kasih dan sayangnya Allah pada kita, Allah sangat senang bila seorang hamba telanjur berbuat dosa lalu bertobat, berjanji sepenuh hati tak akan pernah mengulangi perbuatannya.
Dalam menjalani kehidupan ini, kita pasti pernah berbuat salah dan dosa. Hal demikian adalah manusiawi. Sebab, bukankah Rasulullah SAW berkata, "Setiap anak cucu Adam memiliki dosa, dan sebaik-baik pendosa adalah dia yang bertobat." (HR Ibnu Majah). Mengapa demikian? Sebab, manusia diciptakan dalam keadaan lemah. (QS An-nisa: 28).
Manusia yang lemah itu diberikan jalan tobat sebagai wujud kasih sayang Allah SWT kepada kita. Suatu hari, Umar bin Khattab RA datang menghadap Rasulullah saw dengan membawa beberapa orang tawanan.
Di antara tawanan itu terlihat seorang wanita sedang mencari-cari anaknya, lalu jika ia mendapatkan seorang bayi di antara tawanan langsung mengambil bayi itu, mendekapkannya ke perut untuk disusui.
Rasulullah saw berkata kepada kami, "Bagaimana pendapat kamu sekalian, apakah wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api?" Kami menjawab, "Tidak, demi Allah, sedangkan dia mampu untuk tidak melemparnya." Rasulullah saw bersabda, "Sungguh Allah lebih mengasihi hamba-Nya daripada wanita ini terhadap anaknya." (HR Muslim).
Karena sedemikian kasih dan sayangnya Allah pada kita, Allah sangat senang bila seorang hamba telanjur berbuat dosa lalu bertobat, berjanji sepenuh hati tak akan pernah mengulangi perbuatannya.